This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

LUBUKLINGGAU

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 29 Desember 2021

Materi IPA (Sifat-sifat Benda Padat, Cair dan Gas) Kelas V Sekolah Dasar, Tema 7 (Peristiwa dalam Kehidupan) Subtema 1 (Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan)

SIFAT-SIFAT BENDA PADAT, CAIR, DAN GAS

1. Benda Padat
Benda padat mempunyai sifat yang berbeda dengan benda cair lainnya atau benda gas. Sifat-sifat dari benda padat diantaranya adalah wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan suatu cara tertentu, dan mempunyai massa. Misalnya tas, meja, topii, baju, lemari atau kantong plastik, buku, pensil tidak akan berubah bentuk jika pindahkan dari suatu tempat ketempat. Dibawah ini adalah gambar dari benda padat:
2. Benda Cair 
Adapun sifat-sifat benda cair antara lain:
a. Berubah sesuai dengan wadahnya 
Jika menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Tetapi jika menuangkan air kedalam mangkuk maka bentuknya seperti mangkuk, dan jika menuangkan air kedalam botolnya maka bentuk air seperti botol. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya.

b. Menempati ruang dan mempunyai massa
Ketika menuangkan sebuah air kedalam gelas sampai penuh dan airnya tumpah keluar gelas. Air yang tumpah membuktikan bahwa seluruh ruangan gelas sudah terisi oleh air. Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika kita mengangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika mengangkat gelas yang berisi air.

c. Permukaan yang tenang selalu datar 
Dalam keadaan tenang, permukaan air slalu datar. Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air lagi datar. Sifat ini dapat dimanfaatkan oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin. Alat yang digunakan untuk mengukur kedataran lantai disebut waterpas.

d. Mengalir dari tempat tinggi ketempat rendah
Pada saat sekarang, air juga dapat mengalir dari tempat rendah ketempat tinggi. Contohnya air dari dalam tanah ditampung didalam bak penampung yang disimpan diatas rumah. Alat untuk mengalirkan air dari tempat rendah ketempat tinggi disebut pompa air. Dari bak penampungan air bisa mengalir sesuai dengan sifat alamiahnya.

e. Dapat melarutkan zat tertentu 
Gula pasir larut dalam air the sehingga rasa air teh menjadi manis. Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu saja sehingga air disebut zat pelarut. Air dan zat yang terlarut di dalamnya disebut larutan. Contohnya larutan gula artinya air yang didalamnya terdapat gula seperti pada the manis. 

3. Benda Gas
Permukaan bumi ini selalu dikelilingi oleh benda gas yang disebut udara. Meskipun kita tidak melihat wujudnya namun kita bisa merasakannya. Kita dapat menghirup dan merasakan udara. Sifat benda gas yaitu menempati ruang, bentuk, dan volumenya selalu berubah. Contohnya, ketika kita menggunakan kipas, badan kita merasa ada tiupan udara. Angin merupakan udara yang sedang bergerak. Selain udara terdapat dimana-mana, udara juga menempati ruang. Selain itu sebuah botol. Botol tidak kosong tetapi berisi udara. Hal ini dibuktikan jika kita memasukkan botol kedalam air dengan mulut botol dimasukkan terlebih dahulu maka air tidak dapat masuk kedalam botol tersebut. Contoh yang laim seperti uap air, uap minyak wangi, uap bensin, uap spirtus. Di bawah ini adalah gambar dari benda gas:


Minggu, 03 Januari 2021

TEKNIK DAN LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DATA PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A.  Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas 

Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data, perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan seterusnya. 

Analisis data dalam pelaksanaan penelitian tindakan sangat berbeda dengan analisis data pada jenis penelitian lainnya. Analisis data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, uji perbedaan, uji korelasi, dsb. Sedangkan, pada penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif atau dengan kata lain menguraikan atau menjelaskan secara jelas hasil temuan yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. 

G.E. Mills (2000) 
Mengemukakan beberapa teknik analisis data pada penelitian tindakan, yaitu: 
  1. Mengindentifikasi tema-tema. Dari data yang terkumpul melalu proses induktif dapat diidentifikasi menjadi tema-tema tertentu. Penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum 
  2. Membuat kode pada hasil survai, interviu, dan angket. Pengkodean ini dapat dilakukan untuk mengelompokkan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dsb. 
  3. Mengajukan pertanaan kunci. Pertanyaan kunci membantu mensistematiskan data yang dapat membentuk informasi yang bermakna 
  4. Peta konsep. Memetakan secara visual faktor-faktor yang terkait dengan subjek, data, proses pembelajaran, masalah, dsb. 
  5. Analisis faktor yang mendahuli dan mengikuti. 
  6. Penyajian hasil temuan dalam bentuk tabel, grafik, peta, bagan, gambar, dll. 
  7. Mengemukakan apa yang belum ditemukan. 



B. Jenis Data Penelitian Tindakan Kelas 

Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa. 
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran 
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 

  1. Data Kuantitatif,  Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil      pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm. 
  2. Data Kualitatif Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan sebagainya. Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap mata pelajaran Matematika rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini naik. 
Analisis data difokuskan pada sasaran/variabel/objek yang akan diperbaiki/ diting-katkan, misalnya tentang kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, frekuensi dan kualitas pertanyaan, cara menjawab dan penalarannya, kualitas kerjasama kelompok, aktivitas, partisipasi, motivasi, minat, konsep diri, berpikir kritis, kreativitas, kemandirian, dan lain-lain. Data dapat berupa angka maupun non-angka (kalimat atau kata-kata), yang dapat dianalisis deskriptif dan sajian visual yang menggambarkan bahwa tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan keadaan sebelumnya. 

Pada umumnya analisis kualitatif terhadap data PTK dapat dilakukan dengan tahap-tahap: menyeleksi, menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorga-nisasi (mengaitkan gejala secara sistematis dan logis), membuat abstraksi atas kesim-pulan makna hasil analisis. Model analisis kualitatif yang terkenal adalah model Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : reduksi data (memilah data penting, relevan, dan bermakna dari data yang tidak berguna), sajian deskriptif (narasi, visual gambar, tabel) dengan alur sajian yang sistematis dan logis, penyimpulan dari hasil yg disajikan (dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut:



Teknik atau Langkah – Langkah dalam Menganalisis 

Data Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena adanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistic yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, bila datanya ordinal maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedang bila datanya interval atau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila akan menguji signifiknasi konparasi data dua sampel, datanya interval atau ratio digunakan t-test dua sampel, bila datanya nominal digunakan chi kuadrat. Selanjutnya bila akan menguji hipotesis konparatif lebih dari dua sampel datanya interval digunakan analisis varian. 

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam – macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada polanya yang jelas, oleh Karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1984), bahwa “The most srious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan sulit dalam analisis data kulitatif adalah karena, metode analisis belum dirumuskan dengan baik. 

Selain persyaratan pengumpulan data yang harus memiliki kriteria tertentu, seperti validitas, reliabilitas, dan kegunaan atau manfaatnya. Juga harus memiliki teknik pengumpulan data, hal ini terkait dengan pelaksanaannya bahwa dalam melakukan pengumpulan data tidak hanya menggunakan satu cara tetapi multi teknik atau multi instrumen. 

Menurut pendapat Wolcot (1992) bahwa ada 3 (tiga) teknik pengumpulan data, yaitu: 

Pengalaman 
Pengalaman adalah satu teknik dalam pengumpulan data, dengan pengalaman seorang guru yang sekaligus bertindak sebagai peneliti dapat dengan mudah melakukan pengumpulan data terkait dengan subjek penelitiannya hal ini disebabkan pengetahuan situasi dan kondisi terhadap kelas pembelajarannya. 

Pengungkapan 
Pengungkapan yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap subjek penelitian atau terhadap siapa saja agar supaya terkumpul data yang diperlukan dan yang memang diperlukan.
 
Pembuktian 
Jika proses pengungkapan selesai maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan pembuktian, pelaksanaan pembuktian dapat dilakukan dengan teknik dokumentasi data-data yang terkait. 

Teknik Analisis Data :

a. Teknik Analisis Data Kualitatif 
Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. 

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut. 

  1. Memilih data (reduksi data) Pada langkah pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. 
  2. Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data) Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada kegiatan a) tersebut. 
  3. Menarik kesimpulan hasil deskripsi Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah b) tersebut, selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan. 
 b. Teknik Analisis Data Kuantitatif 
Data kuantitif dalam PTK umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes hasil belajar, disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dan seterusnya. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, antara lain dengan cara:
  • Menghitung jumlah, 
  • Menghitung rata-rata (rerata),
  • Menghitung nilai persentase,
  • Membuat grafik 
Seperti halnya penelitian jenis lain, maka pembahasan terhadap hasil PTK sebaiknya juga tidak terlalu banyak membahas data-data yang tidak penting dan kurang berhubungan dengan fokus penelitian kita. Pembahasan lebih ditekankan terhadap data yang sesuai dengan prediksi awal kita, yaitu data yang menjadi bukti empirik adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan seperti yang diharapkan. 

Data lain yang memerlukan pembahasan adalah jika ada data yang menyimpang atau menunjukkan kejanggalan yang mencolok. Sebagai contoh, data pada Tabel 3 dimana pada siklus kedua justru mengalami penurunan, padahal sebenarnya perubahan yang diharapkan adalah adanya kenaikan. Pembahasan data-data yang mencolok harus disertai alasan/argumen yang kuat, akan lebih baik lagi jika ada sumber acuan yang mendukung adanya penyimpangan data tersebut. Pembahasan akan terasa lebih berat ketika peneliti sudah melakukan banyak siklus denan rentang waktu yang relatif lama (misal satu semester) tetapi dari data yang terkumpul tiap siklus belum menunjukkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau peru-bahan seperti yang diharapkan. 

Jika terjadi demikian, maka guru harus segera menghenti-kan PTK tersebut, karena hal ini berarti ada sesuatu yang salah dari salah satu atau lebih komponen PTK yang dirumuskan. Kita mencoba mencermati satu persatu bagian proposal PTK yang telah dibuat, mulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, sampai pada alternatif tindakan yang dipilih. Berdasarkan hal tersebut, maka akan ditemukan letak kesalahan atau kekurangtepatan PTK yang dilakukan. Data-data dari PTK yang telah gagal memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan sebaiknya tidak dibuang, karena sebenarnya itu dapat dibuat laporannya jika kita dapat membahasnya. 

Kita tidak perlu menyesali atau kecewa jika PTK yang dilakukan gagal, karena kemungkinan gagal memang dapat terjadi mengingat yang kita hadapi peserta didik dengan karakter dan sifat individual yang spesifik. Sebagai contoh, jika kegagalan itu dise-babkan kesalahan dalam memilih alternatif tindakan. Hal ini wajar saja, mengingat ketika PTK berlangsung situasi lapangan dapat berubah secara tiba-tiba, sehingga kita kesulitan untuk tetap pada jalur PTK yang telah direncanakan (Suwarsih Madya, 1994: 47). Berkaitan dengan kegagalan yang demikian, maka seorang peneliti PTK harus peka terhadap situasi dan sesegera mungkin melakukan perubahan alternatif tindakan manakala alternatif tindakan yang dipilih sudah terlihat tidak memberikan hasil yang diharapkan. 

Hal ini sah-sah saja dilakukan dalam PTK mengingat PTK memiliki sifat fleksibilitas. Secara umum tidak ada satupun peneliti yang menginginkan kegagalan dalam penelitiannya. Oleh karena itu sebelum mulai penelitian, sudah seharusnya seorang peneliti mempertimbangkan dan mencermati ulang semua hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut, termasuk mencermati kerelevanan antara masalah – teori – alternatif tindakan yang ditetapkan. Mintalah pertimbangan, koreksi, dan atau sharing dengan pihak yang kita anggap kompeten mengenai seluk beluk PTK, agar kita memperoleh masukan dan saran sebelum PTK dimulai. Lebih penting lagi, guru harus tetap bersemangat dan menganggap kegagalan sebagai awal dari keberhasilan dan cambuk untuk tetap maju.

RELATED POSTS

Senin, 20 Mei 2019

New Scotland boss commands 'huge respect' - Craig Brown

Clarke, 55, has left Kilmarnock to replace Alex McLeish, signing a three-year deal with the Scottish FA.
Brown, the last Scotland manager to lead them to a major finals, selected Clarke for his side in the 1990s.
"They need a bit of brightness and a slight uplift from the depression surrounding the team," he told BBC Scotland.
Clarke, the former West Bromwich Albion and Reading manager, was capped six times and had a year to go on his Kilmarnock contract.
"The players who have played for him respect him hugely," Brown said of the PFA Scotland and Scottish Football Writers' Association manager of the year, who has also held senior coaching positions at Newcastle, Chelsea and Liverpool.

Source : Link 

Lubuklinggau


Lubuklinggau is beautiful city in the south of Sumatera,  there are several tourism place that able to enjoy by linggau society namely : Watervang, Temam Water fall, Bukit Sulap, Masjid Asalam, Flower Park at Bengawan solo, Colorful Village. there are tourist able to eat traditional food such as Tempoyak, Lempok, Empek - Empek,  Pindang. tourist also can buy thing in the market both traditional and modern such as: Satlit Market, Kalimantan Market, Mambo Market, Moneng Market than Modern Market there are JM, SM, LIPPO.
Linggau is the best city for tourist to take a rest and enjoy the beautiful City include, tourism, culinir and Market.